Selasa Pertama yang Terlewat`

dini hari, sudah berganti menjadi Rabu tapi tak apa. aku nekat maju, Selasa yang pertama untuk mencoba berbagi kembali. semoga terlalui.

sejak sore kemarin keresahan mulai muncul, malamnya 21 ramadhan. disini perayaan syukur dan berbagai acara adat terlaksana. sambil berbagi dan bertukar makanan sebagai bentuk sederhana yang terawat sampai kini.

para alim juga terlihat belum beranjak dari Masjid dekat rumah. orangtua laki-laki ku itu juga pamit sedari tadi setelah menyapa dalam diam lewat tatapan, hal biasa.

malam tadi tenang sekali, angin seperti sengaja terhenti. selepas tarawih bintang bertaburan indah sekali, warna-warni. 

dibalik kaca jendela ruang karyaku, diam-diam aku takjub. inikah malam yang ditunggu-tunggu umat Muslim itu?

daun-daun tanaman dan bunga milik orangtua perempuan ku benar-benar diam tak bergerak sama sekali. seperti tertahan hal yang tak kasat mata. aku terus bekerja sambil berpikir penuh, menyempatkan berdoa jika memang ini hari baiknya semoga Allah yang kabulkan hajat semuanya-

jika tulisan ini rancu, tentu saja aku tidak akan menyesalinya. pertama memang biasanya begitu bukan?

dini hari, Rabu. semoga sang pencipta menerima ibadah-ibadah khusyuk umatnya yang merindu.

bagian dari #SelasaLocita

renjana ;