jejak si sulung sebelum limbung

menuliskan jejak yang masih terekam cukup jelas- saya cukup percaya diri bahwa ingatan berkelindan mengenainya akan bertahan lama. mungkin juga keras kepala.

 

membentuk - merawat - menyembuhkan dan bertahan lama.

 

benar jika darah lebih kental daripada air. hebat sekali bukan ketika ikatan ini tidak terlihat namun semakin kuat.

 

perempuan yang makin bertambah usianya itu berkata "memahamimu lebih dari dirimu sendiri, kulit dan hatimu transparan untukku" singkat tapi membekas. ulung juga hasil membaca novelnya kala muda dahulu. terverifikasi kini dengan telak.

 

terbukti dari hal-hal tampak sepele yang sampai kini belum sanggup ku jawab sendiri. sama seperti masa belia yang ternyata sudah terlewat sekian lamanya.tidak atau belum ikhlas melepas masa-masa emas. tapi ya sudahlah untuk apa?

 

persis ketika dokter bertanya tentang sakitku. mulai kapan gejala? bagaimana rasanya? atau yang paling jadi bahan olokan ketika sakit perutnya seperti apa?

si aku ini diam tidak tahu mau jawab apa. jujur saja semua rasanya sakit saja. tidak tahu jenisnya.

lagi-lagi perempuan kaya kosa kata itu mengulurkan bantuan dengan ringkas dan tepat. benar saja, aku dibacanya dengan mudah.


"lahir mu dulu cukup sukar, menunggu laki-laki itu" anak manja pikirku melabeli diri sendiri.


persis sama dan mau tidak mau memang iya. pembenaran jauh lebih tepat kali ini.

 

laki-laki yang makin serupa seperti berkaca ketika menyikapi hal-hal dalam hidup seperti ku. lagi. aku yang sepertinya atau dirinya yang seperti ku? cukup kental ternyata aliran darah ini.

 

si sulung yang tadinya dikira akan lahir laki-laki oleh pasangan bungsu ini.

 

menjawab dalam hati ketika berdialog serius. diam tapi berpikir terlalu jauh. bingung bereaksi. makan apapun pakai sendok. manja ketika sakit. suka membaca tanpa memperhatikan cahaya. suka coret-coret jadi gambar. jago tidur dimanapun. kalau marah ya diam.

wah tidak terhitung apalagi yang serupa.

 

si sulung dan cinta pertamanya. erat. semua orang yang mengenal baik bilang erat dan hangat meski dalam diam.

 

tidak mau mengelak, senyum saja.

 

laki-laki itu bilang padaku "semua hanya titipan. ketika yang Kuasa meminta balik hitungan detik manusia juga tidak kuasa".

mungkin ini seperti ajaran secukupnya.

 

sudah patah dan hancur sedari kecil juga, kata perempuan pasangannya itu.

"kenapa harus sedih karena hal sepele?" cukup sarkas dan menampar namun membangun.

 

iya juga, untuk apa?

 

ikatan aneh tapi kental bukan? perempuan itu banyak sekali kamus kosa katanya- ku kira itu hasil hobi membacanya dulu. sedangkan laki-laki kekasihnya seumur hidup tersebut banyak diam dan memantau seimbang. 

 

penjagaan si sulung dan si bungsu yang cukup erat. menuliskan ikatan ini cukup membuat mata rentanku ingin pecah.

 

do'a berulang ku hanya satu "jika pulang nanti tolong- lebih dari apapun, Tuhan semesta alam tolong saya dahulu. jangan keduanya atau bahkan si bungsu". hilang salah satu merupakan keruntuhan untuk si sulung. tanpa kompromi sama sekali.


pilarnya sudah hancur. tolong jangan tiangnya.

 

jika ada yang ingin ku simpan lama maka ini semua. kudekap erat sampai sesak. ikatan ini. syukur tak terukur atas dunia yang sementara dengan lindungan yang Kuasa dan mereka- berharga. keluarga.



karena rumah dan pulang bukan perkara dimana. namun kepada siapa.

 

tertanda jejak dari si sulung 

 

renjana ;

Komentar

Postingan Populer